PENYESALAN SEORANG ANAK
Kisah ini penulis ambil dari kisah perjalanan teman penulis
yang penulis melihat langsung kejadiannya. Tak ada maksud yang negatif apapun
untuk pembaca, penulis hanya ingin berbagi agar pembaca dapat memaknainya…
Selamat membaca
PENYESALAN SEORANG
ANAK
Aldi adalah anak kelas 3 SMK semester akhir, kesehariannya
ia hanya pergi sekolah atau hanya untuk sekedar membolos pelajaran saja.
Ia tidak tahu bagaimana orang tuanya banting tulang untuk
membiayai sekolahnya, ayahnya hanya seorang pekerja wiraswasta dan ibunya
hanyalah seorang petani padi di kampungnya.
Hari-harinya hanyalah untuk bermain bersama teman-temannya pagi,
siang, malam selalu dengan waktu bermain tidak ada kegiatan lain yang ia
perbuat.
Hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun tiba
waktunya ia menerima kelulusan sekolahnya, kelulusannya ia rayakan dengan
konvoi bersama teman-teman sekolahnya hanya untuk mencari kesenangan semata.
Orang tuanya hanya memandangi di kejauhan.
Setibanya dirumah ia dimarahi oleh ibunya namun apalah
sebuah perkataan itu aldi hanya menganggap itu sebuah ocehan semata.
Beberapa bulan kemudian aldi di ajak ayahnya pergi ke
Jakarta untuk mencari pekerjaan, di situlah aldi mulai merasakan apa arti uang
yang sesungguhnya.
Pekerjaan apapun ia kerjakan bersama sang ayah, hingga 3
bulan lamanya ia bekerja lalu ia pulang kekampung halaman dan lagi – lagi di kampung halaman
waktunya dihabiskan untuk bermain hingga satu tahun lamanya. Sang ayah sudah
bingung mau di bilangin kaya gimana lagi rasanya sang ayah sudah frustasi.
Kemudian ada seorang teman mengajaknya pergi ke tangerang
untuk mencari pekerjaan, setelah sampai di tangerang aldipun bekerja di tempat
toko roti sambil melamar pekerjaan lain.
Ternyata melamar pekerjaanpun tida sia-sia ia di terima di
suatu bengkel mobil yang lumayan besar, sementara itu sang ayah pulang
kekampung di kampung sang ayah tak
henti-hentinya berkomunikasi lewat telepon hanya untuk mendengarkan suara aldi
yang sudah lama tak di jumpainya. Sang ayah pun bilang “aldi bagaimana kabarnya
sudah dapat kerja belom, nanti ayah berangkat kalau ada waktu dan membawa
baju-bajumu yang ketinggala” aldipun bilang “iya yah”
Setelah seminggu lamanya ternyata ayah yang ditunggu-tunggu aldi
yang akan membawakan bajunya tak kunjung datang, ternyata sang ayah di kampung
terkena musibah penyakit, tapi aldi tidak tahu semua itu karena tidak ada yang
bilang kepadanya.
Hingga pada suatu hari aldi mendapatkan kabar bahwa ia
disuruh cepat pulang kerumah, aldi bersama kedua temannyapun pada saat itu
langsung bergegas pulang.
Selama di perjalanan tidak ada yang aneh menurut aldi canda
tawa selama di perjalanan selalu ia tunjukan, pagi – pagi sekali ia sampai di
kampung halaman kemudian ia bingung kenapa ada bendera kuning di gang
kampungnya, perasaan aldi mulai gelisah hingga sampai pintu gerbang rumahnya ia
pun sadar bahwa sang ayah yang setiap saat memikirkannya sudah di panggil oleh
yang maha kuasa, aldipun mencari-cari sambil berkata “bu ayah mana bu ayah mana
katanya mau berangkat ngasiin bajuku, bu ayah mana” sambil air matanya bercucuran
karena tidak lagi bisa mendengarkan ocehan sang ayah kembali.
Tapi apalah waktu sudah ia lewatkan dengan sia-sia dan
penyesalah yang hanya bisa ia dapatkan di kemudian hari.
Pelajaran dari cerita pendek ini yaitu jangan sia-siakan
waktumu dan waktu keluargamu karena keluarga adalah harta yang paling indah
yang telah tuhan limpahkan kepadamu, karena tanpa sosok keluarga apalagi orang
tua hidupmu tidak akan bermakna.
2 komentar
ceritanya bagus semoga bermanfaat untuk saya juga yang lain. terus semangat berkarya
ya makasih ya semangat kembali